13 Desember, 2008

Secuil Petunjuk (asal) Membuat Makalah

Curhatan Penulis (sekedar pengantar)
Dahulu kala -tanpa jusuf-, sekitar bulan Oktober di tahun 2004, ada sebuah kejutan kecil dalam perjalanan hidup saya (penulis maksudnya) yang hingga kini sangat sulit untuk dilupakan (Halah!! Lebay..). Kejutan tersebut ialah pemberian tugas terstruktur dari seorang dosen (saya lupa siapa orangnya) di sebuah mata kuliah (saya juga lupa mata kuliah apa) untuk membuat sebuah makalah. Iya, sebuah makalah. M-A-K-A-L-A-H.

Saya yang saat itu masih berstatus sebagai MaBaLasSi (mahasiswa baru yang malas sekali) tentu kaget dan bingung bukan kepalang. "Hewan ber-sel satu seperti apakah itu yang disebut makalah?", pikir saya saat itu. Tentu saja saya sangat pusing memikirkan tugas tersebut hingga tidak bisa tidur selama 7 hari 7 malam (boong ding). Kenapa saya saat itu sangat pusing? Karena saya tidak tahu seperti apakah makalah itu, lha wong ketika SMA dulu saya tidak pernah kenal dengan yang namanya makalah. Namun akhirnya tugas tersebut berhasil juga saya selesaikan. Namun pembuatannya hanya dengan bermodalkan kesok-tahuan saya yang relatif sangat tinggi pada masa itu (saat ini juga masih sangat sok tahu ding). Entah, tugas saya itu layak atau tidak untuk disebut sebagai makalah. Mungkin hanya Tuhan yang tahu (hehe..)

Setelah tugas tersebut selesai, saya mengira bahwa itu adalah “pertemuan” yang pertama dan yang terakhir dengan yang namanya makalah. Tapi ternyata perkiraan saya sangat keliru wahai para pembaca yang budiman. Beberapa waktu kemudian seakan-akan makalah adalah suatu hal yang “ngetrend” di kalangan remaja seusia saya (Yaiks!!). Karena hampir semua dosen di mata kuliah yang lain “latah” untuk memberikan tugas yang serupa. Yaitu tugas terstruktur membuat makalah.

Semenjak itulah saya mencari informasi ke seluruh penjuru mata angin mengenai bagaimana cara membuat makalah. Saya mencari contoh-contoh makalah, dan juga bertanya pada rumput yang bergoyang, eh bukan, tapi pada senior yang saya kenal dan kepada kawan-kawan satu angkatan. Selanjutnya berdasarkan pengetahuan-pengetahuan yang saya dapat itulah saya membuat makalah hingga saat ini.

Sidang pembaca yang saya muliakan, mungkin pengalaman bingung membuat makalah hanya saya sendiri yang merasakan (tuh kan sok tahu). Tapi dari pengalaman itu, saya mendapat sebuah pelajaran. Yaitu bahwa bumi itu bulat dan es batu itu enak jikalau diblender bersama buah-buahan dan gula secukupnya (Halah!! Ngaco lagi). Bukan itu, tapi pelajaran bahwa kesulitan itu kadang membawa pencerahan bagi siapapun yang yang mau berusaha. Jadi bagi pembaca semua yang menemui kesulitan apapun dalam hidup ini, marilah kita selalu berusaha. Apalagi dalam hal kesulitan membuat makalah, mari kita belajar bersama-sama. Karena membuat makalah itu tidak sesulit yang dibayangkan.

Apa itu Makalah
Menurut buku Bahasa Indonesia yang saya dapatkan dari Fakultas Hukum ketika masih semester awal, disebutkan bahwa makalah adalah :
“Karangan ilmiah yang menyajikan suatu masalah dengan pembahasannya didasarkan pada data di lapanganyang bersifat empiris dan objektif. Sistematika penulisannya menggunakan metodologi penulisan karangan ilmiah dengan langkah-langkah yang spesifik. Biasanya makalah dibuat untuk memenuhi tugas dalam suatu seminar atau tugas kuliah”1.
Sedangkan E. Zaenal Arifin (1990:2) menyatakan bahwa :
“Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif. Makalah disusun, biasanya untuk melengkapi tugas-tugas ujian mata kuliah tertentu atau untuk memberikan saran pemecahan tentang suatu masalah ilmiah. Makalah menggunakan bahasa yang lugas dan tegas. Jika dilihat bentuknya, makalah adalah bentuk yang paling sederhana di antara karya tulis ilmiah yang lain”.
Dari kedua penjelasan tersebut, jujur saja saya tidak begitu mengerti maksudnya. Tapi saya sendiri mendefinisikan makalah itu adalah “karangan ilmiah yang dibuat secara sistematis serta dengan aturan tertentu”. Ilmiah berarti tulisan (makalah) tersebut dapat diuji kebenarannya. Sistematis berarti tulisan (makalah) tersebut terangkai dalam bagian-bagian yang runut dan runtut. Terakhir, “dengan aturan tertentu” berarti bahwa tulisan tersebut harus mengikuti kaidah bahasa indonesia yang baik dan benar.

Sistematika Makalah
Umumnya makalah tersusun oleh: pertama, judul; kedua, Bab I yaitu Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah dan perumusan masalah; ketiga, Bab II yaitu Pembahasan; keempat, Bab III yaitu Penutup yang berisi simpulan dan bisa juga disertai saran; dan kelima, Daftar Pustaka. Namun ada pula yang menggunakan Tinjauan Pustaka di Bab II, sehingga Pembahasan terdapat pada Bab III dan Penutup pada Bab IV.

Secara sederhana, latar belakang masalah berisi uraian mengenai alasan-alasan yang melahirkan pertanyaan dalam perumusan masalah. Kemudian perumusan masalah, berisi pertanyaan yang nantinya dibahas dan dijawab oleh makalah yang kita buat. Lalu tinjauan pustaka berisi mengenai teori-teori yang akan kita pakai dalam menganalisa, membahas, dan menjawab permasalahan yang kita angkat. Selanjutnya pembahasan berisi uraian dan analisa mengenai pemecahan permasalahan dengan bantuan teori-teori yang telah kita tuliskan di bagian tinjauan pustaka, sehingga akhirnya melahirkan jawaban atas pertanyaan yang nantinya kita tulis di bagian simpulan. Sedangkan saran (jika ada dan perlu) berisi solusi-solusi atau usulan-usulan terkait permasalahan yang ada. Terakhir, daftar pustaka berisi daftar sumber literatur-literatur yang digunakan dalam pembuatan makalah tersebut.

Untuk mudahnya agar kita mengetahui apakah makalah sudah baik atau belum, kita dapat melihat dari judul, perumusan masalah, dan simpulannya. Jika ketiganya sudah ada kesesuaian antara satu dan lainnya (judul sesuai dengan perumusan masalah dan simpulan menjawab perumusan masalah) maka secara sekilas makalah tersebut sudah baik. Namun bukan berarti latar belakang dan pembahasan tidak diperhatikan. Itu tadi hanya untuk memeriksa secara “kasaran” sebuah makalah.

Hal-hal Yang Patut Diperhatikan
1.Kutipan
2.Footnote
3.EYD (ejaan yang disempurnakan)
4.Penulisan daftar pustaka
5.Konsistensi (margin, spasi, huruf, letak bab maupun sub-bab, penomoran, dll)

(Semacam) Tutorial
Berikut adalah langkah-langkah yang biasanya saya pakai dalam membuat sebuah makalah atau karangan ilmiah yang lain. Mau mengikuti atau tidak, itu terserah kepada para pembaca saja. Karena biasanya tiap orang punya langkah-langkah yang sesuai dengan dirinya masing-masing.

Langkah pertama adalah mencari perumusan masalah terlebih dahulu. Bentuknya pertanyaan yang biasanya diawali dengan kata “Bagaimanakah”, dan pertanyaan ini adalah yang ingin ditemukan jawabannya melalui makalah yang akan dibuat. Setelah itu baru menentukan judul dari pertanyaan yang telah didapatkan. Caranya dengan merubah sedikit redaksional dari perumusan masalah agar layak menjadi sebuah judul.
Contohnya: bila perumusan masalahnya adalah, “bagaimanakah kedudukan pengadilan tindak pidana korupsi pasca putusan mahkamah konstitusi nomor xxx-xxx-xxxx?”.
Maka judul makalahnya menjadi, “kedudukan pengadilan tindak pidana korupsi pasca putusan mahkamah konstitusi nomor xxx-xxx-xxxx”.

Langkah selanjutnya adalah mencari jawaban awal (hipotesa) dari pertanyaan yang ada di perumusan masalah tadi. Baru kemudian mengerjakan latar belakang masalah dengan cara “menarik ke belakang pertanyaan” dalam perumusan masalah. Sehingga akan didapatkan “suatu hal” yang melahirkan pertanyaan dalam perumusan masalah tersebut.

Langkah berikutnya adalah mencari teori-teori di buku yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat. Teori-teori yang akan kita gunakan dapat kita analisa dari judul yang telah kita peroleh. Teori-teori ini dituliskan pada bagian tinjauan pustaka. Kemudian adalah menganalisa pertanyaan dengan bantuan teori-teori yang ada, dan ini diuraikan serta ditulis pada bagian pembahasan.

Terakhir, dari pembahasan yang telah dikerjakan tersebut akan memunculkan jawaban atas pertanyaan pada perumusan masalah. Biasanya jawaban ini sesuai dengan hipotesa pada langkah-langkah di awal. Berikutnya periksa apakah perlu adanya saran atau tidak. Biasanya jika makalah saya hanya berisi deskripsi atas sesuatu hal, maka tidak diperlukan adanya saran. Baru setelah itu semua selesai, lakukan proses pengeditan terhadap makalah secara menyeluruh.

Penutup Ala Kadarnya
Tidak ada hal yang tidak mungkin bila kita mau berusaha. Begitu pula dalam membuat sebuah makalah. Membuat makalah adalah tidak sesulit yang kita bayangkan!!

Membuat makalah juga merupakan latihan agar kita dapat berfikir secara sistematis. Karena kita akan berlatih menguraikan suatu permasalahan dan menyajikan penyelesaiannya secara runut dan jelas, disertai argumen yang logis.

Seperti dalam hal tulis-menulis yang lain, membuat makalah adalah suatu proses yang berkelanjutan. Maksudnya adalah semakin kita sering membuat makalah, maka kemampuan kita akan semakin terasah. Tidak ada penulis yang bagus tanpa melalui proses menulis.

Yang tidak boleh dilupakan dan merupakan bagian terpenting dari pembuatan makalah ialah, MEMBACA BUKU. Makalah merupakan berisi gagasan-gagasan serta analisa dari sebuah masalah. Jika kita tidak pernah membaca buku (atau tulisan-tulisan lainnya), maka kita tidak akan mengetahui hal apapun. Lalu jika seperti itu yang terjadi (tidak membaca), apa yang akan kita tuliskan dalam makalah kita? Oleh karena itulah MEMBACA BUKU menjadi hal yang sangat penting dalam kegiatan ini.

Jadi, marilah kita membuat makalah dengan riang gembira. Mau???

3 tanggapan:

vey mengatakan...

cie. . .cie. . .jdy tmbah twu dwuonx.

vey mengatakan...

cie. . .cie. . .jdy tmbah twu dwuonx.

Anonim mengatakan...

Wah serasa mimpi bisa menemukan panduan praktis membuat makalah. terimakasih atas ilmunya, mudah"an menjadi amal soleh di kemudian hari,...

 
Template by suckmylolly.com - background image by elmer.0