26 Agustus, 2008

Bertanya dan Dijawab

Berikut sekelumit wawancara yang belum pernah terjadi antara dungdungpret di sudut biru dengan Katro Magazine di sudut merah.

Katro magz (KM) : sejak kapan anda mulai nge-Blog? (terdengar suara ayam berkokok)

Dungdungpret (^o^) : sudah sangat lama sekali, yaitu sejak dahulu kala tanpa jusuf.. tepatnya tgl 20 Agustus 2008, yang ditandai dengan suara raungan motor yang lewat depan warnet ketika saya berada saat itu.

KM : tapi kenapa tertulis bahwa anda terdaftar di blogger.com sejak bulan Desember 2007?

(^o^) : ya itu suka-suka saya dong. Kan itu blog saya, bukan punya kamu (sembari mengacungkan seutas golok ke arah KM).

~setelah beberapa menit menghirup debu-debu yang beterbangan dan hampir teracuni olehnya~

hmmm….itu sebenarnya ada kisahnya tersendiri kenapa bisa seperti itu. dan bila diceritakan dalam sebuah buku, bisa mengalahkan tebalnya KBBI yang ada di perpus kampus saya. Tapi karena dari mimik wajah kamu yang sangat memaksa saya untuk menceritakannya, maka baiklah akan saya ceritakan di sini. Jadi ceritanya begini, dulu saya sempet bikin account di situ (blogger.com.Red) pada bulan Desember 2007. Tapi hanya bikin thok, dan selanjutnya tidak pernah saya jamah lagi. Bahkan saya keras berusaha untuk melupakannya, karena sudah saya tanamkan di hati saya yang paling dalam, bahwa perbuatan saya menelantarkan itu termasuk dosa terbesar yang saya pernah lakukan (diutarakan dengan mata berkaca-kaca, tepatnya kaca nako). Kemudian ketika pertengahan Agustus 2008 hati saya tergugah untuk nge-Blog disebabkan teman di fatahilla.blogspot.com, saya coba beranikan diri ini untuk kembali membuat account di blogger.com. selanjutnya karena pendaftarannya memakai e-mail yang sama seperti dahulu kala, lagi-lagi tanpa jusuf, maka terteralah di blog saya bahwa terdaftar sejak Desember 2007. karena memang sekali lagi, pada saat itu saya sempat membuat account di blogger.com. begitu ceritanya,,

KM : kemudian apa yang melatar belakangi anda untuk nge-Blog (lagi)?

(^o^) : yang melatar belakangi saya untuk nge-Blog adalah adanya sebuah bisikan.

KM : wah tampaknya alasan saudara cukup mistis yah? (sambil berusaha menenangkan segenap bulu kuduk yang mulai bangun)

(^o^) : tidak juga, karena memang waktu itu yang membisiki saya adalah seorang teman. Saat itu kita berdua (keadaan waktu itu hanya ada saya dan teman saya satu orang, ini yang berhasil ditangkap oleh mata saya) sedang berbincang-bincang mengenai teman saya yang mulai nge-Blog. Lalu pembicaraan berlanjut kepada ajakannya untuk mengikuti jejaknya itu. Tapi memang sangat disayangkan sekali saat itu ajakannya dilakukan dengan cara berbisik kepada saya. Entah mengapa dia berlaku seperti itu. mungkin karena saat itu sudah malam.

KM : selain bisikan tersebut, adakah alasan yang lain?

(^o^) : iya ada.

KM : apa itu?

(^o^) : Hal yang cukup rahasia menurut saya.

KM : Apa yang menurut anda rahasia itu?

(^o^) : Lho, namanya juga rahasia. Jadi saya tidak bisa mengatakannya kepada kamu. Kalo saya katakan berarti itu bukan rahasia dong.

KM : Tapi kan ada yang namanya rahasia umum. Rahasia yang diketahui oleh khalayak umum (entah definisi dari mana ini?). dan itu judulnya tetep ada kata rahasia-nya. Gimana?

(^o^) : Oh iya ya. Berarti ga masalah kalo ini saya utarakan ya. Tapi ini tetep rahasia lho.

Jadi alasan yang lain adalah karena saya ingin selalu bahagia. Karena kalo hidup di dunia yang sudah kaya begini kacaunya, dan kemudian ditambah saya tidak bahagia, matilah saya. Mau di taruh dimana duit saya kalo saya ga punya kantong ataupun dompet?(diucapkan dengan nada yang menggelora layaknya sang pemimpin upacara di sebuah SD pada senin pagi).

KM : Kok saya malah jadi bingung ya? Apa hubungannya anda nge-Blog dengan ingin selalu bahagia? Di mana korelasinya?

(^o^) : Begini, rasa bahagia itu bisa diusahakan dengan cara yang bermacam-macam. Tiap orang punya cara masing-masing. Nah kebetulan saya cukup menemukan kebahagiaan ketika bisa memperlihatkan tulisan-tulisan saya yang sangat asal-asalan itu kepada khalayak sidang pembaca (meniru istilah dari bung joesatch) yang budiman (bukan dimaksudkan sebagai nama sebuah perusahaan otobus). Ditambah lagi saya mendapatkan kebahagiaan dari proses belajar menulis di sini. Karena saya sangat yakin jika menulis (yang baik tentunya) itu bukan suatu hal yang hanya didapat dengan cara mempelajari teori-teori dalam menulis. Menulis itu harus dilakukan berulang-ulang, menulis adalah sebuah proses. Dan ketika saya memelihara Blog, tentu saja saya harus selalu memberinya “makanan”, yakni tulisan. Jadi intinya saya sedang belajar menulis yang baik dan rangkaian kegiatan belajar ini mendatangkan kebahagiaan untuk saya.

KM : Lalu mengenai ucapan anda yang berbunyi, “Mau di taruh dimana duit saya kalo saya ga punya kantong ataupun dompet?” maksudnya apa?

(^o^) : Ooh itu hanya emosi sesaat saja dari saya pribadi.. hohoho,,

Namanya juga manusia, kadang suka khilaf dan ga nyambung.

KM : Yang ingin saya tanyakan berikutnya adalah mengenai tema. Biasanya para blogger itu membuat Blognya mengusung tema sesuatu. Nah, tema Blog anda sendiri itu apa?

(^o^) : Sebelum saya menjawab pertanyaan kamu, perkenankanlah diri saya ini untuk undur diri ke belakang. Bagaimana, boleh tidak? Soalnya gejala yang saya rasakan ini sudah dipending sejak ayam berkokok tadi.

KM : Oh, boleh saja. Silahkan. Saya tidak ingin hak asasi anda kok

~kemudian, dungdungpret menuju ke belakang (WC.Red). dan waktu pun terus bergulir. Detik berganti menit. Hitungan menit berubah menjai hitungan jam. Dan akhirnya setelah (((((8/4)+6)x2)-6)/5) jam tetap saja dungdungpret belum kembali, pihak Katro Magazine pun meninggalkan tempat kejadian wawancara tersebut dengan langkah gontai yang berirama~

Asalnya Dari Mana?

Usually (pancen so’ keminggris kie bocah), pas kita berkenalan dengan seseorang di kehidupan dunia ini salah satu pertanyaan yang terlontar sebagai cara untuk mengenal si lawan bicara adalah, “orang mana?” atau “asalnya dari mana?”. Dan salah satu dari bermacam-macam nama daerah di muka bumi ini pun akan terdengar sebagai jawaban. Tapi di tulisan ini Gw bukan mau mempertanyakan kenapa jarang (ato bahkan tidak ada) yang memberi jawaban dengan menyebutkan salah satu dari nama planet yang ada, ato menyebutkan nama-nama dunia lainnya (contoh: neraka, surga, alam kubur, alam barzah, dunia dragon ball, dunia doraemon, dll). Karena memang sedari awal gw mo nulis, bukan itu yang gw niatkan. Bukankah kalo mau melakukan sesuatu itu baiknya didahului dengan niat? Itu juga yang gw lakukan.

Lalu apa yang sebenarnya ingin gw pertanyakan kalo begitu? (karena tulisan ini memang berakhir pada sebuah pertanyaan). Yaitu nama daerah mana yang layak kita sebutkan jika bertemu dengan pertanyaan seperti di atas, sedangkan dalam hidup kita ada beberapa daerah yang terkait. Contoh kasusnya adalah apa yang gw alamin sendiri. patut diketahui, bahwasanya gw berasal dari buah cinta dan kasih dua orang anak manusia dewasa yang berasal dari Jogjakarta dan Purbalingga. Kemudian kelahiran gw yang amat sangat bersejarah itu terjadi di Jogjakarta. Dan hingga kelas satu es-de (tapi kaga mpe selese, Cuma sepertiga awal ajah) gw tetap berjibaku di daerah Jogjakarta. Selanjutnya perkembangan kejiwaan gw sedari umur 6 tahun sampai dengan umur 17 tahun adalah di daerah Tangerang - Jakarta. Dan karena merasa terpanggil, selepas SMA melanjutkan kisah kehidupan di kota Purwokerto hingga saat ini.

Nah dari fakta-fakta di atas, daerah manakah yang kemudian cocok untuk dijadikan jawaban dari sebuah perkataan yang mempertanyakan mengenai asal daerah gw? Hingga kini pun gw masih belum mempunyai konsistensi dalam memberi jawaban tersebut. Kadang gw mengatakan dari Tangerang, pernah juga njawab dari Jakarta (karena dulu ketika belum ada propinsi Banten, rumah gw masih termasuk dalam wilayah Jakarta), dan sering pula gw mengatakan berasal dari Jogjakarta (meskipun kini hanya ketika mudik lebaran saja gw bertandang ke Jogjakarta). Jadi sebenarnya parameter apa yang kita gunakan untuk mengatakan bahwa daerah tersebut adalah daerah asal kita? Apakah tempat kelahiran, tempat tinggal ato domisili saat ini, tempat dimana rumah kita berada, atau daerah dimana kita menghabiskan sebagian besar waktu hidup kita? Atau bahkan mengikuti daerah asal salah satu orang tua kita? Jika seperti itu, mengikuti daerah asal ayah atau Ibu?

Ada yang bisa memberikan jawabannya?

Tentang Kematian

Kematian adalah keniscayaan. Semua yang hidup pasti ada kalanya ia akan mati. Itu yang aku percayai hingga kini. Dan kematian adalah salah satu rahasia terbesar dari kehidupan manusia. Hal ini berkaitan tentang kapan kita akan mati. Tidak ada yang bisa meramalkan (kecuali kita ikut berperan dalam proses kematian tersebut, contohnya membunuh atau bunuh diri) kapan kematian itu datang. Bahkan dokter yang sudah sangat ahli-pun aku rasa tidak dapat memastikan seseorang yang sedang sakit waktu kematiannya. Karena memang bukan manusia yang mempunyai wewenang untuk kematian makhluk lainnya. Kenapa tiba-tiba aku berpikiran mengenai kematian?

Ini semua bermula dari sebuah artikel mengenai kisah perjuangan seorang Randy Pausch melawan penyakit kanker pankreasnya. Aku membaca artikel ini sudah agak lama di sebuah majalah mingguan yang cukup terkemuka. Kisah mengenai orang ini sudah cukup ramai dibicarakan. Bukan mengenai kesembuhan penyakitnya, karena memang akhirnya orang ini meninggal. Melainkan mengenai bagaimana ia mengisi hari-harinya setelah dokter memvonis bahwa hidupnya tinggal 3 – 6 bulan lagi. Sikap positif dalam menghadapi penyakitnya inilah yang berhasil membuat masyarakat dunia kagum, bahkan ini di tuliskan di sebuah buku tentang dirinya. Ia tidak menyerah kepada kenyataan tersebut. Ia melawannya hingga akhirnya kehidupannya usai. Dari perlawanannya tersebut ia bisa membuktikan bahwa vonis dokter yang diarahkan kepadanya adalah salah. Kehidupannya bisa melebihi waktu 3 – 6 bulan yang dikatakan oleh para dokter yang merawatnya.

Kemudian dari artikel tersebut pikiranku berlarian sampai pada akhirnya tercetus pertanyaan dalam diriku. “Bagaimanakah aku menginginkan kematian itu datang?”. Aku bertanya tentang bagaimanakah kematianku nanti.

Saat itu juga terbersit di pikiran bahwa aku ingin kematian yang pada intinya tidak menyusahkan orang-orang yang ada di sekitarku. Kematian yang tidak melahirkan bencana bagi orang-orang terdekatku. Kematian yang mudah dan tidak menyakitkan. Kematian yang mendatangkan kebahagiaan kepadaku. Kematian yang baik untuk semuanya. Bukan kematian yang disyukuri, tapi juga bukan yang terlalu diratapi. Bukan kematian di kala muda, bukan pula kematian di usia yang sangat tua. Kematian di mana aku sudah siap dengan kematian itu sendiri.

Lalu, bagaimana dengan kamu? Kematian seperti apa yang ada di pikiranmu saat ini?

Bangkrek!!!

Bangkrek!! Pagi-pagi gw dah teriak dengan kata-kata seperti itu coba. Pasti ada sebabnya kan? Iya ada sebabnya, tapi bukan karena gw bangunnya kesiangan ato karena olimpiade di China selesai. Tapi karena pulsa di HP gw ngedrop. Jadi yang bisa ngedrop tu bukan Cuma batere, pulsa pun bisa (itu yang gw alamin). Ceritanya begini, pagi-pagi gw biasanya internetan lewat HP buat baca-baca berita. Nah ndilalah (bahasa indonesianya apa ya?) ko ya kaga berhasil-berhasil connect. Padahal biasanya tuh kalo pagi-pagi malah lancarnya dah kaya jalanan jakarta sewaktu lebaran lho. Hipotesa gw pada saat itu adalah HP gw lagi error ato jaringan m3 (iya gw pake nomor dari indosat dudul ini) yang lagi kaga beres. Akhirnya gw menyerah mencoba. Ga berapa lama gw sms seorang teman untuk menanyakan sesuatu. Dan taukah sodara-sodara apa yang terjadi, benar… pengiriman sms itu gagal. Gw nyoba berkali-kali dan hasilnya gagal terus. Langsung kecurigaan gw tertuju pada pulsa gw. Ketika gw cek, langsung gw teriak-teriak sendiri, “bangkrek!!! Bangkrek!!!”. Ternyata tertulis pulsa gw Rp 0.00,, walah!! Ingatan gw langsung mundur ke belakang. Pertama gw inget kalo kemaren gw baru dikirimin pulsa RP. 50.000 ama bapak gw yang sangat baik hati (tumben nih gw dikirimin,hehe..). yang kedua ingatan gw tertuju ke kejadian tadi malem. Gw nelpon adindaquw di Bandung sana lumayan lama. Tapi namanya jaman sekarang kan biaya nelpon dah kaga mahal-mahal amat. Dan gw pun masih inget kalo di sela-sela nelpon sempet ngecek pulsa tertera Rp. 58ribuan. Pas gw nilpon pun itu dah jam kalong alias di atas jam 00.00, jadi taripnye dah murah. Tapi kok pagi-pagi pulsa gw tinggal Rp. 0.00? kemana larinya tu pulsa? Ada yang tau kaga?

Ampe sore gw tungguin, eh kaga balik-balik tuh pulsa. Bangkiang bener yak. Dan ini bukan pengalaman pertama gw keilangan pulsa. Beberapa bulan yang lalu sewaktu gw KKN juga sempet ngalamin kejadian kaya begini. Yang ilang juga sekitar 50ribuan. Tapi untungnye tu pulsa balik lagi. Tau ga berapa lama baliknye? 1 bulan coy! Itu juga gw telpon mulu operatornya ampe bosen. Bahkan gw yang awalnya nelponnya sopan bgt ampe akhirnya sempet ngemaki-maki juga. Ternyata lagi, pengalaman seperti ini ga Cuma gw yang ngalamin. Temen-temen gw yang pake m3 juga rata-rata sempat keilangan pulsa. Wah kalo begini mah berarti emang m3-nya yang bangkrek!!

Terus sekarang begimana nih nasib pulsa gw ya? Semoga cepet balik dah. Masa gw yang sebenernya punya pulsa mesti beli pulsa lagi.. huuUUuu…. Tanggal tua lagi!!! Hiks,,hiks,,hiks,,

Emang dah m3 bangkrek!!

Permen dan Warung Makan

Udah biasa kalo yang namanya mahasiswa perantauan tu suka nyari tempat makan yang murah meriah. Begitu juga gw di sini (Purwokerto). Karena ini tu salah satu upaya buat menyiasati uang kiriman yang amat sangat terbatas. Dan gw mau sedikit berbagi cerita mengenai tempat makan entu. Begini ceritanye,,hehe..

Jadi di deket kosan gw ada tempat makan yang kata orang tu harganya lumayan miring. Yang suka makan di situ juga banyak, itu terbukti dari sering terlihat banyak kendaraan yang terparkir di depan tempat makan itu. Akhirnya pada suatu saat entah di bulan apa, gw nyoba makan di situ. Dan memang terbukti kalo dibandingin ma tempat makan yang laen tuh harganya lumayan lebih murah. Contohnya aja kalo kita makan pake sayur + (plus) gorengan satu, kita cukup nyediain duit Rp. 2.400. kalo di tempat makan laen mah untuk menu seperti itu umumnya ngabisin duit Rp. 3000. harga segitu kalo pake nasi 1 porsi, soalnya di situ juga bisa makan pake setengah porsi jadi bisa lebih murah lagi (setengah porsi ini dah cukup mengenyangkan menurut gw). dan untuk urusan rasa, tu tempat makan juga ga terlalu mengecewakan deh. Alhasil gw jadi sering makan di situ.

Seiring berjalannya waktu dan lumayan seringnya gw berkunjung di situ, akhirnya gw mendapatkan sesuatu yang agak sdikit mengganjal di pikiran gw. Apakah itu? (backsound: jreeng..jreeng..jreeeng..) itu adalah tentang kembalian permen. Jadi, sering tempat makan tersebut memberi kembalian kepada pelanggannya berupa permen. Itu terjadi jikalau mereka kehabisan uang receh buat kembalian bagi para pelanggan. Dan hal seperti itu menurut pengamatan gw sangat sering terjadi. Keadaan itu ikut terbangun oleh harga yang ditawarkan bukanlah harga yang bulat (contoh harga bulat: 2.000, 2.500, 3.000, 3.500), melainkan harga yang agak “nanggung” (contohnya 2.100, 2.400, 3.300).

Sampai pada akhirnya, pikiran gw yang lumayan usil ini sedikit bertanya apakah itu hal yang cukup disengaja sebagai salah satu trik pemasaran? Haalah!! Gw sih mikirnya kalo namanya ngasih harga yang nanggung ya udah dipersiapkan uang kembalian yang cukup banyak. Soalnya kalo begitu nanti akhirnya harga yang mesti kita bayar yah ga beda jauh ama warung laen dung, meskipun itu kita dapet permen. Tapi kan gw ga selalu pengen permen. Coba kembaliannya diganti komik, ato seperangkat komputer gitu, gw pasti jadi lebih seneng dah. Hehe,, tapi ya sebenernya bisa ajah gw nolak tu permen dan memilih buat menabung kembalian di situ. Tapi kalo begitu pasti gw akan kpikiran buat makan di situ lagi. Jadi gw pada satu kesimpulan kalo ini bisa jadi trik pemasaran juga. Dan gw juga akhirnya punya sedikit ide cemerlang, yaitu makan di situ tapi bayarnya pake permen dengan alasan gw keabisan duit dan hanya punya itu permen. Gimana, Kira-kira boleh kaga ya?

Sirahku Arep Pecah

huuUuUuuu…… puyeng.. puyeng.. puyeng.. puyeng tueenan ki sirahku.. moso kuliah wis arep mlebu eneh, tapi aku rung nemu bahasan nggo skrip-shit-ku. Piye iki?

Padahal konco-koncoku wis lumayan akeh sing lulus. Sing liane eneh wis siap karo skrip-shite.. nek aku piye iki nasibe. huuUuu..huUuuUuu…

Pancen aku ora patio tertarik karo hukum je. Dadi angel le nggolek bahasan. Rung mengko iseh mesti nggolek judul. Oalaaah kiamat iki uripku nang kampus. Iso dadi macan kampus ki..

Ket wingi wis njajal maring perpus, moco-moco buku, nggolek-nggolek berita ning koran. Tapi tetep wae ora olih ilham sing cemerlang. Asem teenan!!!

Yo wislah pasrah ae saiki. Mugo-mugo wae ono keajaiban, teko-teko iso oleh ide cemerlang nggo skrip-shit ku iki. Turu ah…

zzzZZzzZZzzzZZ…..ZZzzZZzzZzZZzzzzzZZz……

24 Agustus, 2008

Nyari Pilem

para pembaca yang budiman, salahkah saya bila berpikiran bahwa tidak selalu penjahat itu kalah dan jagoan itu menang? contoh kecilnya aja masalah korupsi. ga selalu koruptor yang sangad bajingan itu ketangkep. kalopun misalnya ketangkep pun, belum tentu hukumannya setimpal ama kerugian yang timbul. jadi wajar dung kalo gw berpikiran bahwa di dunia kehidupan nyata ini belum tentu kebenaran itu bakalan menang.

gimana kalo pilem? kalo gw yang agak sedikit seneng nonton pilem (DVD bajakan tentunya.. Hidup Barang Bajakan!!), merasa kok ya susah nyari pilem yang sesuai ama keadaan senyatanya itu ya? paling gw pernah nemuin pilem yang penjahatnya kaga kalah tu di pilem yang judulnya "Mr. Brooks". di pilem itu diceritakan ada orang yang punya 2 kehidupan. kehidupan normalnya sebagai kepala rumah tangga yang biasa aja dan juga jadi orang tenar karena mimpin perusahaan yang lumayan gede. tapi dia juga punya kehidupan laen yang berhubungan ama hobinya ngebunuh orang. nah di endingnya tuh tu orang kaga ketangkep bahkan kaga diketahui sebagai orang yang selama ini sering ngebunuh. nah gw tuh demen ama pilem-pilem yang realistis kaya begini. yang jagoannya kaga selalu menang ato tokoh antagonisnya kaga selalu kalah. tapi kok ya susah nyarinya ya? mungkin para pembaca yang rupawan ini bisa membantu saya memberikan rekomendasi pilem yang seperti ituh?

Nenek Hebat

ga kerasa bulan Ramadhan dah mau dateng lagi. kalo menurut kalender gratisan gw di kamar, tinggal 7 hari lagi. para pembaca yang budiman, tau kaga apa hubungannya bulan Ramadhan besok sama nenek gw? pasti pada kaga tau kan. kalo pun tau pasti itu cuma sok aja, iya kan....hehe

jadi hubungannya sederhana banget. nenek gw bakalan puasa di bulan ramadhan besok. dan ini menurut gw lumayan istimewa, kenapa? karena nenek gw lahirnya tanggal 9 september 1919, yang berarti taun ini usianya dah 89 tahun. tapi yah ini baru rencana beliau. tapi gw sih yakin nenek gw kalo ga ada halangan bakalan puasa di bulan Ramadhan besok. apa pasal? karena beberapa hari yang lalu aja pas gw maen ke rumah beliau di Purbalingga, beliau masih cukup kuat untuk puasa sunnah senin kamis. dan pas bulan Ramadhan kemarin nenek gw juga puasa, meskipun kaga full sebulan sih. tapi itu juga karena nenek gw sakit gara-gara kena musibah jatuh di kamar mandi.

nah ini juga jadi sedikit lecutan buat gw biar kaga bolong puasanya. kan malu kalo ampe kaga puasa, masa kalah ama nenek-nenek. padahal gw kan masih muda, tenaganya masih joss. hehe,, dan di samping itu kalo gw ampe kaga puasa juga malu ama ade gw. lha wong ade gw umur 7 tahun aja dah puasa ampe full sebulan. masa gw yang dah berumur ini kalah ama anak kecil.. hehe,,

tapi bukan berarti gw puasa itu cuma karena ga mau kalah ama 2 orang di atas, melainkan puasa itu kan ibadah wajib man. yah gw berarti harus en kudu melaksanakannya juga. dan harapan gw untuk puasa Ramadhan besok, gw bisa lebih baik lagi puasanya dari yang sudah-sudah. puasa yang kaga asal puasa, yang cuma nahan laper dari shubuh mpe maghrib. tapi juga mendapatkan inti dari puasa itu sendiri.

yah pokonya mah selamat datang bulan Ramadhan, dan mari kita sembut dengan riang gembira. setaun sekali lho!! hehe,,


21 Agustus, 2008

Perbuatan Cerdas atau Perbuatan Dosa?

Waktu itu gw lagi ngelas knalpot keropos motor gw di daerah kebon dalem (sumpah!! Yang ngelas bukan gw sendiri, tapi tukang yang menjual jasa pengelasan). Sambil nunggu tukangnya menyelesaikan tugas mulia tersebut di atas, gw jalan-jalan aja ke lapak vcd dan dvd bajakan yang ada di deket situ. Karena emang gw saat itu (dan sampai saat ini pun masih) lagi seneng ama dvd-dvd musik, jadinya gw beli 2 keping dvd musik. Pas nanya harganya, gw agak kesel karena bagi gw harganya lumayan mahal. Setelah keras berusaha buat nawar, akhirnya usaha itu sia-sia belaka. Penjualnya tetep aja teguh ama pendiriannya matok (emangnya ayam) harga segitu. Tapi karena gw tertarik banget ama tu 2 keping dvd, maka gw harus tega untuk memisahkan hubungan pertemanan selembar uang berwarna hijau dengan teman-temannya yang berada di dompet gw.

Setelah urusan di kebon dalem beres, gw buru-buru cabut dari situ. Kamar Kos-kosan terkasih jadi tempat tujuan gw berikutnya. Gw pengen buru-buru nonton apa yang udah gw beli tadi. Tapi alangkah terkejutnya gw ketika nyoba tu dvd. Ternyata salah satunya kaga bisa diputer di kompi kesayangan gw. Alamak!!! Udeh belinya agak jauh (mesti pake bensin), lumayan mahal pula, eeeh…kaga bisa diputer. Gimana kaga tambah dongkol coba? Emang sih kata yang jual kalo kaga bisa diputer tu dvd boleh dituker lagi. Tapi males aja gw mesti ke kebon dalem lagi. Baru aja gw pulang, masa mesti bertempur melawan sengatan sinar matahari lagi sih! Begitu yang ada di kepala gw saat itu (waktu menunjukkan pukul 13.07).

Akhirnya gw maksa temen kosan buat mengikhlaskan laptopnya gw jamah untuk beberapa menit. Gw coba aja tu dvd sialan di laptop temen gw. Dan ternyata bisa tayang sodara-sodara. Langsung aja seketika itu juga terbersit di kepala gw buat melakukan perbuatan yang cukup terkutuk bagi sebagian orang, yaitu membajak dvd tersebut. Rencana gw adalah: bajak tu dvd lalu pergi ke kebon dalem lagi buat nuker tu dvd ama dvd laennya..hehe kayanya para setan yang ada di deket gw langsung pada bersorak riang gembira dengan penuh gegap gempita tu setelah tau apa yang akan terjadi pada menit-menit berikutnya. Kejadian yang terjadi selanjutnya emang seperti apa yang udah tergambar di kepala gw itu tadi. Dan semua itu sedikit banyak (kaga konsisten banget yax) didorong ama perasaan kesel gw atas keteguhan hati si mas penjual mengenai harga yang harus gw tebus.

Sesampainya disana, dengan peluh yang masih belum kering dan mulai mengeluarkan aroma layaknya keringet pada umumnya, gw mengeluarkan kata-kata, “mas dvd-nya engga bisa diputer di komputer saya. Boleh dituker sama yang laen engga?”. Sumpeh deh, pas ngomong tu perasaan gw lumayan kaga tenang. Apalagi pas nunggu jawaban dari si mas penjual. Udah kaya nahan boker selama 10 jam!!(semoga gw kaga perlu mengalami kejadian naas seperti ini) Gelisah euy..hehe,, Dan kemudian keluar jawaban dari si penjual yang intinya membolehkan gw untuk nuker tu dvd. Huff!! Langsung lega gw. Kejadian berikutnya adalah gw milih dvd, dan setelah dapet dilanjutkan dengan mencoba sebentar (pas beli 2 dvd tadi, di kebon dalem lagi kena pemadaman bergilir jadi kaga bisa di coba di situ), trus balik ke kosan deh.

Nah ampe di kosan gw berhasil mengklasifikasikan perbuatan gw tadi di kebon dalem sebagai “perbuatan tidak jujur dengan metode perkataan yang jujur”. Apa alesannya? Karena tadi gw bilang,“dvd-nya engga bisa diputer di komputer saya”, dan itu emang perkataan yang jujur, yang sesuai dengan kenyataan. Tapi gw juga melakukan perbuatan yang tidak jujur, yaitu kaga bilang kalo tu dvd bisa diputer di laptop temen gw dan bahkan sempet gw bajak pula pake tu laptop. Lagian menurut gw semua itu juga ada faktor dari yang si penjual, dia ngambil untungnya hampir 100% (gw sempet nanya dimana dia ngambil tu barang dan gw tau kisaran harga disana). Gw merasa dirugikan aja.. tapi kemudian kalo dipikir lagi dan lagi, gw kaga untung juga. Lha wong bli dvd kosong (buat mbajaknya) aja abis 5rebu.

Jadi , semoga aja perbuatan gw ini bisa dimaafin (dimaafin kaga ya?) dan diampuni ama yang Maha Kuasa (kalo ini termasuk dosa). buat para pembaca, gw berpesan untuk tidak meniru perbuatan ini ya.. sumpah!!! Ini perbuatan yang kaga baek..

20agustus2008[03:36]

KHS datang, Pengecut berdatangan

Belon lama KHS dibagiin. KHS itu ada 4 lembar, yang warna putih, warna kuning, warna merah jambu, ama satu lagi warna ijo. Gw bukan mau ngebahas kenapa KHS pake warna-warna itu, kenapa bukan warna item aja, ato warna ungu, ato bahkan transparan. Sekali lagi tidak!! Bahkan kalo ada yang memaksa gw untuk membicarakan entang itu, pasti bakalan gw tolak mentah-mentah. Kenapa? Karena gw juga kaga ngerti masalah itu. biarkan itu menjadi salah satu misteri yang tak terselesaikan di kampus gw.

Oh iye, sebelumnya gw mo kasih tau kalo tulisan ini ditujukan buat orang-orang yang kuliahnya masih dibiayai ama ortunya, yang nasibnya sama seperti gw, masih bergantung ama ortu.

Balik lagi ke KHS sodara-sodara. Dari 4 lembar KHS itu, salah satunya adalah ditujukan kepada orang tua/wali mahasiswa (kuning). Dan biar tu KHS bisa nyampe ke rumah (ke tangan ortu kita), maka tugas kita yang ngambil KHS adalah nulis alamat rumah tempat dimana ortu kita tinggal. Nah masalahnya adalah banyak orang-orang yang menyelewengkan tugas mulia mereka sebagai penulis alamat rumah dengan cara menuliskan alamat yang lain entah alamat siapa. Intinya agar KHS tidak jatuh ke tangan ortu mereka. Biasanya hal ini didorong oleh nilai-nilai di KHS yang jauh dari apa yang namanya memuaskan. Orang-orang inilah yang gw sebut sebagai pengecut. Pengecut di sini bukan dimaksudkan sebagai sutradara, meskipun sutradara adalah orang yang sering memotong (cut) adegan para aktor ketika membuat film dengan kata-kata “cut!! Cut!! Cut!!” (pengecut bukan dibaca “penge-kat”).

Kenapa gw sebut pengecut? Karena mereka kuliah masih dibiayai oleh orang lain, sehingga seharusnya mereka berani mempertanggung jawabkan apa yang telah mereka lakukan kepada para penyandang dana tersebut. Para pemberi dana tersebut berhak tau atas hasil apa yang telah mereka korbankan (uang). Dan untuk mereka yang beralasan takut karena nilainya jelek, seharusnya berani berbuat ya berani bertanggung jawab dong. Nilai jelek kan pasti ada sebabnya. Ketika kita berusaha lari dari ini semua, maka gw bilang itu perbuatan pengecut. Selanjutnya kalo ortu marah pas tau nilai di KHS jelek, ya itulah konsekuensi yang harus kita terima dari pilihan kita. Karena nilai bagus atopun jelek merupakan sebuah pilihan yang masing-masing membawa konsekuensi sendiri-sendiri. bukankah hidup itu adalah penuh dengan pilihan-pilihan? Dan ketika kita memilih untuk terus bermain-main sehingga nilainya jelek, ya harus berani menerima konsekuensinya dong, bukan melarikan diri darinya.

Orang yang nilainya bagus itu emang hebat, tapi itu biasa. Tapi kalo orang yang nilainya jelek trus berani nanggung konsekuensinya dan kemudian bangkit merubahnya menjadi lebih baik, itu baru lebih hebat dan luar biasa.

Gw nulis beginian bukan karena nilai gw bagus-bagus. Tapi gw juga beberapa kali dapet nilai yang jelek. Bahkan nilai terendah pun udah pernah. Dan gw emang dimarahin, sampe sempet kesel juga. Namun kalo dipikir ya emang wajar, lha wong yang marahin itu adalah yang ngebiayain kuliah gw kok.

Maka dari itu, mulai sekarang “Ayo kita giat menabung!!” (lho kaga nyambung? Jaka sembung bawa goblok, kaga nyambung golok!)

Udeh ah, cape ngetiknya………...

20agustus2008[04:55]

20 Agustus, 2008

Cerpen Ngasal

dulu gw pernah beli buku yang judulnya "Creative Writing", karangannya A.S Laksana (kalo kaga salah, gw lupa-lupa inget). nah tu buku ngebahas cara-cara mudah untuk bikin cerita. selepas mengkhatamkan buku tersebut, gw nyoba bikin cerpen. nah inilah cerpen yang berhasil gw ciptakan. dan memang hasilnya menampakkan bahwa gw ini bukan pencerita ataupun penulis yang baik. hehe,, tapi yasudahlah, yang penting gw dah pernah bikin sesuatu hal meskipun hasilnya dudul sedudul dudulnya. jadi, selamat membaca!

Pada pagi hari yang jelita, yang cantik seperti miss universe. Terdapatlah dua sosok manusia mudamasakini yang sedang asik masyuk duduk berhadap-hadapan di sebuah pos ronda yang horor. Kenapa horror? Karena memang pos ronda itu berjudul ato lebih tepatnya bernama horror (kalo pade kagak pecaya, liat aja plangnya, ada tulisannya kok! Tulisannya tuh begini, “POS RONDA INI BERJUDUL HORROR”) Sambil diiringi kicauan merdu yang sangat membahana dari beberapa burung hidup (ya iya lah… nenek-nenek yang dah bongkok bau tanah yang lagi salto juga tau kalo tu burung masing idup. Mana ade burung dah mati masih bekicau. Ngawur ni yang nulis) yang bertengger di pohon nangka dekat pos ronda tersebut, mereka berdua saling bertatapan, dan kemudian percakapan terdengar dari sana. Kurang lebih, ini percakapannya:

Toing: kemaren lo tahun baruan di mane ris?

Doris: di rumah aja. Mang lo kemana?

Toing: maen.

Doris: maen kemana? Kayanya gw liat lo dah.

Toing: maen ke rumah lo. Kan kite tahun baruan bareng di rumah lo.

Doris: o iya, ya. Pantesan kayanya gw liat elo pas taun baruan.

Toing: ga papa kan lo?

Doris: gw? Iya, gw ga papa.

*satu jam kemudian*

Doris: (sambil ngupil) lo mao liat upil gw ga?

Toing: enggak.

Doris: yau dah, ni upil gw buang ya!

Toing: iye.

*satu jam kemudian*

toing: eh lo liat sandal gw ga? Tadi gw pake, sekarang kemana ya?

Doris: di bawa emak lo kali ke pasar?

Toing: enggak kok, gw yakin banget tadi tu sendal gw pake. Mana ya tu sendal. Ndaaaaallllll…. Di mana kamu?

Doris: sandal lo, sandal jepit warna merah merk swallow kan? Trus ada tulisan nama lo di sandal itu kan?

Toing: iye.. nah itu lo tau sandal gw. Lo tau ga di mana tu sendal?

Doris: itu sendalnya.

Toing: mana?

Doris: tuh di kaki lo. Kan lagi lo pake.

Toing: oh iye, kirain tadi dah gw lepas. Makasih ya ris! Gw utang budi banget nih ama lo.

Doris: iye, sama-sama dah…

(ketika percakapan ini terjadi, mata Toing ditutup dengan kain hitam)

*lima jam kemudian*

doris: ing, lo tau ga, tahun apa yang paling enak?

Toing: penting ya?

Doris: enggak sih.

Toing: kirain penting. Kalo ga penting, gw jawab deh.

Tahun yang paling enak…. Apa ya? Ooooooo….. tahun Sumedang ya?

Doris: bukan…

Toing: terus apa dong?

Doris: jawabannya tahun Sumedang.

Toing: oooooo,,,, tahun Sumedang toh.

Doris: lha kalo tahun yang paling gede apaan dong ing?

Toing: apaan ya? Yang paling gede? Eeeee…. Tahun isi Sumedang bukan?

Doris: bukan…

Toing: terus apaan dong tahun yang paling gede?

Doris: tahun yang paling gede tuh, tahun isi Sumedang.

Toing: kok tahun isi Sumedang?

Doris: ya iya lah…. Lha wong kota Sumedangnya aja dah se-gede itu, apalagi kalo ada tahun yang isinya Sumedang, pasti gede banget tuh tahun isi-nya.

Toing: tapi…….

Doris: ya ude, kalo lo kaga terime, gini aja deh.. wajan apa yang paling gede?

Toing: kok jadi wajan?

Doris: ya suka-suka gw donk.

Toing: wajan ya? Mmm……. Wajan emak lo ukurannya berape ris? Mungkin wajan emak lo kali yang paling gede.

Doris: sembarangan aje lo kalo ngemeng.. wajan emak gw mah ukurannya biasa aje. Yah kaya wajan pada umumnya lah……. Tau ga lo jawabannya?

Toing: kaga tau gw. Mang wajan yang paling gede tu wajan apaan?

Doris: wajan yang dipake buat ngegoreng tahun isi Sumedang tadi. Kan tahun isi sumedangnya dah gede banget tuh, nah apalagi wajan yang buat ngegorengnya,, pasti lebih gede lagi iya kan?

Toing: wah iya ya… kok lo pinter banget sih sekarang? Mang sekarang lo make celana dalem warna apa?

Doris: warna item. Mang lo pake yang warna apa?

Toing: warna biru.. pantesan ni ari lo pinter banget ris. Besok gw pake yang warna item dah, biar pinter.

Doris: yah, elo sih pake warna biru… jadi lo kaga bakal bisa jawab ptanyaan ini ne.. warung apa yang paling gede?

Toing: gw tau kalo itu mah.. gampang… jawabannya MoRo kan?

Doris: ye…. Sotoy…. Bukan MoRo jawabannya. Warung yang paling gede tuh, warungnya mak erot.

Toing: ko bisa?

Doris: soalnye Cuman warungnya mak Erot doang yang bikin en jualan tahun isi Sumedang. Tahun isi sumedangnye aje dah gede palagi warung tempat jualannya, pasti gede banget dah.

Ah bego lo….. dari tadi di tanyain kaga bisa jawab. Dasar bego!!!

Toing: ko lo ngatain gw bego sih? Ngajak berantem pa?

Doris: boleh,, ayoook berantem, mumpung celana dalem gw lagi warna item ne.

(dan kemudian mereka berdua berantem dengan seru, saling memukul, saling menendang, saling mencakar, saling menjambak, dan bahkan hingga saling menjilat dan membelai… sangat mesra pertarungannya, hingga tak terasa memakan waktu yang lama)

*lima jam kemudian*

toing: ris, udean yuk berantemnya (sambil membekap mulut doris)

doris: mmppphh………mmmmpppphhhh…….mmmppphhhh….

toing: ye… kalo di Tanya tuh mbok ya di jawab, malah ngomong ga jelas lagi (masih membekap mulut doris)

doris: mmmppphhhh……..mmpph……..mmmmmppppphhhhhh………

toing: ye… lama-lama ngeselin juga lo ye! (sambil mencubit paha doris, sehingga mulut doris tidak terbekap lagi)

doris: iyee……… udean aja … gw juga dah cape ne…

toing: tapi gw tau ada yang lebih cape dari kite.

Doris: sapa?

Toing: yang nulis.. tuh liat die ampe keringetan gitu. Kesian ye? Masih muda lagi!

Doris: iye, masih muda lagi! Kesian.

Yuk pulang……..

Toing: yuuuk………

(dan mereka pun pulang bersama-sama. Pulang kemanakah mereka? ~kata yang nulis: mana gw tau mereka pulang kemana, mereka ga pernah bilang ke gw. Jangan pade nuduh gw tau kemane mereka pulang donk! Seenaknye aja nuduh-nuduh. Tanya aja sendiri ma mereka kalo emang penasaran~ ya udeh, karena yang nulis juga ga tau kemana mereka pulang, jadi ga usah dipikirin mereka pulangnya kemana, lagian ga penting juga kalopun tau. Kecuali ada yang mau pulang ama mereka juga. Baru dah itu penting. Deh, yang jelas si doris ama si toing dah pulang. Terus gimana ne sekarang? Udean juga dah.

SEKIAN.


lagi-lagi tentang rokok

Banyak yang menentang rokok. Biasanya alesan yang dipake tu masalah kesehatan (rokok merugikan kesehatan) ato merusak generasi muda yang nantinya akan menjadi pemimpin bangsa (halah! Bahasanya). Akhirnya muncul usulan untuk adanya regulasi mengenai rokok yang ketat, bahkan menuju kepada pelarangan.

Gw di sini bukan mau ngebela perusahaan rokok atau apalah. Gw pun sepakat kalo rokok itu kaga baek buat kesehatan, baik jasmani, rohani, maupun dompet. Gw sih Cuma mau ngasih pendapat aja.

Begini, selama ini yang gw tau perusahaan rokok tu udah ngasih support yang lumayan besar buat bidang (seperti) seni, hiburan, dan olah raga. Itu kebukti ama banyaknya acara-acara di bidang tersebut yang disponsorin ama perusahaan rokok. Nah kemudian gw jadi mikir kalo misalnya jadi keluar tu regulasi tentang rokok (terutama tentang pemasaran dan iklan) yang sangat ketat ato ampe ada pelarangan, apa bidang-bidang tadi bisa berkembang ya? Soalnya kalo menurut gw, peran pemerintah sangat kurang di sini, apalagi mengenai masalah pendanaan.

Jadi baiknya pegimane yak wahai sidang pembaca yang gw muliakan?

20agustus2008 [04:04]

Hanya 6 jam Saja

gw pernah internetan ampe 6 jam, dari jam 23.00 – 05.00. ketika gw cerita ma salah satu orang yang ada di lingkungan gw, dia ngasih komentar kalo gw udah melakukan perbuatan yang sia-sia. Gw jadi mikir, apa bener yang gw lakuin itu sia-sia? Kata temen gw sayang aja waktu 6 jam Cuma buat internetan. Padahal bisa aja dipake buat tidur ato buat baca buku ato buat beribadah ato ngerjain sesuatu apalah gitu. Trus kata dia gw juga dah nyiksa tubuh sendiri. bayangin aje pas orang-orang lain pada tidur dan emang jam segitu tuh umumnya dipake buat tidur, gw malah melek dan itu Cuma dipake (sekali lagi) buat internetan..

nah denger alesan dia, gw jadi bingung sebenernya yang jadi masalah buat dia sampe dia bilang sia-sia tuh gw internetan apa waktu 6 jam yang kaga dipake buat berbagai kegiatan, atao malah karena waktu yang cukup panjang (6 jam) Cuma buat internetan doang?

Kalo gw sendiri sih mikirnya, apa yang udah gw lakukan bukan perbuatan yang sia-sia. Karena perbuatan yang sia-sia tuh menurut gw adalah perbuatan yang ga nambahin apa-apa ke diri gw sendiri. sedangkan pas internetan 6 jam itu gw baca-baca tulisan-tulisan di blog-blog (berarti bacanya lebih dari satu kali, tulisannya lebih dari satu, dan blog yang gw kunjungi juga lebih dari satu) orang yang menurut gw berhasil nambah wawasan. Trus gw juga berhasil download game-game hp buat dijadiin temen selagi diselimuti rasa bosen. Gw juga berhasil nge-download update-an anti virus supaya kompi gw bisa terhindar dari serangan virus yang makin biadab. Lagu-lagu dan video-video musik juga berhasil gw download, karena emang gw tertarik ama yang begituan. lagian jam segitu tuh warnet emang lagi murah kalo dibandingkan ama pas siang. Emang sih gw juga setuju kalo perbuatan gw ini berhasil menyiksa tubuh gw. Namanya juga begadang, kan berarti gw dah mengganggu sistem metabolisme tubuh gw sendiri.

kalo 6 jam Cuma buat internetan doang dan ga ngerjain kegiatan yang laen, emang itu bermasalah? Kan 1 hari ada 24 jam. 24 jam dikurangin 6 jam, kan berarti masih ada 18 jam. Di 18 jam yang lain itulah gw masih bisa mengerjakan kegiatan-kegiatan lainnya.

nah, jadi perbuatan gw itu termasuk yang sia-sia apa enggak ya?

Kalo menurut gw sih kaga sia-sia, cuman berlebihan aja. Gimana?

Jadi caleg harus nyumbang gede?

Gw pernah baca (tapi itu dah agak lama jadi lupa lupa inget) gatau bener gatau salah..tentang sumbangan kampanye..kurang lebih isinya begini, sekarang untuk sumbangan kampanye dari orang intern partai ga ada batasannya. Dan ini beda ama peraturan yang dulu, yang ada batasannya..

Nah kalo emang bener begini, bisa-bisa partai yang niatnya kaga tulus buat majuin Indonesia caleg-calegnya bakal didasarkan dari besarnya sumbangan doang dong.. kalo kaya begini mah bisa parah.. trus kalo yang jadi caleg tu orang “bener” mah kaga masalah, tapi kalo orangnya kaga bener? Wah bisa-bisa targetan dia ketika bener-bener jadi caleg yang kepilih cuma buat balikin modalnya dia doang dong..bisa gawat nih urusan. Trus bisa-bisa partai dan kekuasaan jadi komoditas bisnis juga nih, ga kebayang deh bakalan jadi gimana keadaannya kalo begitu.

Brati tinggal gimana kita orang awam mesti melek politik nih. Pendidikan politik mesti bisa ampe njangkau pelosok, biar orang-orang jadi pada pinter. Pada kaga salah pilih kalo ada pemilu. Tugas buat yang udah pada pinter buat ngajarin yang lainnya yang belon ngerti (termasuk kepada gw, karena gw juga belon pinter/ngerti).

 
Template by suckmylolly.com - background image by elmer.0