30 Januari, 2009

Elephant

Setelah menonton film Elephant


  • Gue baru sadar kalo ternyata dulu gue dah pernah nonton film ini.


  • Ceritanya menurut gue biasa aja, tentang penembakan di sebuah sekolah oleh murid sekolah tersebut.


  • Tokoh ceritanya lumayan banyak tapi ga banyak banget juga.


  • Ni film bisa sangat membosankan bagi sebagian orang. Cenderung datar.


  • Cara penyampaian cerita di film ini menarik.


  • Cara pengambilan gambarnya juga ga biasa. kamera seringnya mengikuti tokoh beraktivitas. Seakan-akan penonton sedang membuntuti para tokoh. Membuat gue kepengen bikin film dengan pengambilan gambar seperti ini.


  • Penceritaan dilakukan pada tiap tokoh dan kadang nanti akan bersinggungan pada kegiatan tokoh yang lain, dan di gambarkan kembali lewat kaca mata tokoh yang lain.


  • Gue jadi inget pernah nonton juga sebuah film yang mirip banget sama film ini. Tapi sayangnya gue lupa judulnya (tapi kalo ga salah judulnya ada angkanya di depannya). Ceritanya sama, tentang penembakan di sebuah sekolah. Cara penceritaannya juga sama melalui kaca mata tiap tokoh. Tapi bedanya film itu (yang gue lupa judulnya) seperti semi dokumenter. Ada interview terhadap tokoh cerita.


  • Endingnya nggantung. Mungkin karena ini merupakan film kedua dari Trilogy karya Gus Van Sant. Dua film lainnya berjudul gerry dan last days.


  • Durasi filmnya ga terlalu panjang. Kurang dari 80 menit.


  • Menurut gue film ini bagus, menarik, ga biasa, tapi bisa bikin orang bosen.


  • Yang jadi pertanyaan adalah, apa motif penembakan tersebut?

2 tanggapan:

Anonim mengatakan...

Nih film kan terinspirasi ma tragedi penembakan di sekolah yang menghebohkan itu.
Kalo gak salah sempat dapet raih Cannes meski banyak yang menghujat kemenangan itu.
Pendekatan yang diambil, membuat penonton untuk ikut masuk ke aura teror yang dihadirkan.
Yah kayak model REC atau Cloverfield kan jadinya lebih serem kan.
Nih film mencoba memotret kehidupa sekolah yang banyak terjadi bullying, hingga akhirnya menciptakan monster.
Mereka layaknya gajah yang udah gak tahan ketika diusik terus. Tau sendiri kan akibatnya kalo gajah ngamuk.
Film ini juga menyoroti betapa mudahnya mendapatkan senjata di AS sono, yang juga disoroti di Bowling for Columbine.

Anonim mengatakan...

Nih film kan terinspirasi ma tragedi penembakan di sekolah yang menghebohkan itu.
Kalo gak salah sempat dapet raih Cannes meski banyak yang menghujat kemenangan itu.
Pendekatan yang diambil, membuat penonton untuk ikut masuk ke aura teror yang dihadirkan.
Yah kayak model REC atau Cloverfield kan jadinya lebih serem kan.
Nih film mencoba memotret kehidupa sekolah yang banyak terjadi bullying, hingga akhirnya menciptakan monster.
Mereka layaknya gajah yang udah gak tahan ketika diusik terus. Tau sendiri kan akibatnya kalo gajah ngamuk.
Film ini juga menyoroti betapa mudahnya mendapatkan senjata di AS sono, yang juga disoroti di Bowling for Columbine.

 
Template by suckmylolly.com - background image by elmer.0